JURNAL
REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2
PEMIMPIN
DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
RATNA DEWI, S.Pd., M.Pd
CGP
ANGKATAN 8
DARI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Modul "Pemimpin dalam
pengelolaan Sumber Daya" mulai di pelajari pada 2 Mei 2023 oleh CPG
angkatan 8 Program Pendidikan Guru Penggerak. Sebagai pemenuhan tugas pembuatan
jurnal refleksi kali ini, CGP masih setia menggunakan model F4 yang
dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway (Facts, Feelings, Findings, Future)
1.
Peristiwa (Facts)
Di modul 3.2 ini, saya dibekali
pengetahuan mengenai pengelolaan sumber daya dengan ABT (Aset Based Thinking).
Kegiatan pengkajian LMS ini menggunakan Alur Merdeka. Diawali dengan Mulai dari
Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi
Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan diakhiri dengan Aksi
Nyata.
Pada tanggal 25 September 2023 CGP melalui moda mandiri alur MERDEKA mengerjakan Paket modul 3 : Modul 3.2
Dimulai dari diri sendiri & Eksplorasi Konsep-Mandiri. Dengan mengingat kembali faktor-faktor yang
mempengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber
daya. Pada sesi ini saya diwajibkan untuk memberikan respon terhadap beberapa
pertanyaan untuk melihat sejauh mana pengetahuan saya sebagai peserta program
tentang materi kali ini.
Pada tanggal 26 September 2023
kegiatan berikutnya yakni Eksplorasi konsep memberikan kesempatan pada saya
dalam melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah
sebagai ekosistem, Pedekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset,
Sejarah singkat Pendekatan Asser-Based Comunnity Development, dan
aset-aset dalam sebuah komunitas. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan di
terapkannya program kurikulum merdeka (KUMER) oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka
dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan
memaksimalkan potensinya. Harapannya proses penerapan “Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya”. Di sesi
pembelajaran ini, CGP juga diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan pemantik
yang nantinya akan diduskusikan pada forum diskusi.
Pada tanggal 27 September 2023 Ruang Kolaborasi modul 3.2 di forum
diskusi 1 telah dihadiri oleh CGP . Bersama CGP lain dalam pengelompokkan
kelompok serta didampingi Bapak Fasilitator yang sangat hebat yaitu Bapak Ding
Njuk. Saya masuk Kelas B di kelompok 2 dengan anggota saya sendiri Ratna
Dewi, Endah Septiani, dan Siti Khoiriyah dalam tugas ini CGP diminta untuk
dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan
strategi pemanfaatannya secara efektif. Pemetaan aset di daerah oleh untuk
sekolah nantinya akan dipersentasikan kepada kelompok lain pada ruang
kolaborasi sesi 2 di modul 3.2. dengan pembagian kelompok. Hasil diskusi ini
akan kami presentasikan di ruang rukol, pada tanggal 28 September 2023, hasil kegiatan kami dalam diskusi kelompok ini Sekolah merupakan ekosistem
pendidikan yang di dalamnya ada sinergi


Pada hari Rabu, 4 Oktober 2023, seperti biasa
akan ada pemberitahuan dari Admin LMS kami akan mamasuki Kelas Elaborasi
Pemahaman-Modul 3.2 dengan Instruktur ibu Rini
Nuraeni, Msi. Sesi 2 pukul 16.30 -18.00 kegiatan ini masuk
di LMS.Sebelum kegiatan ini CGP bisa mengajukan
pertaanyaan untuk memperdalam materi kepada Instruktur, yang akan ditanggapi
saat mamasuki kelas elaborasi pemahaman-modul 3.2
Kemudian Pada tanggal 10 Oktober 2023 kita harus
mengerjakan koneksi antar materi dan sekaligus melakukan aksi nyata untuk
diskusi bersama dengan warga sekolah tentang pemetaan asset sekolah.
Pada
pembelajaran Aksi Nyata, Anda diminta untuk melakukan dan menyelesaikan rencana
aksi yang telah dirancang. Semoga Anda dapat menjalankan rencana Anda
dengan baik karena kegiatan ini berhubungan langsung dengan materi pada modul
selanjutnya, yaitu Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid .
Dalam
rangkaian terakhir seluruh modul yang ada, kami yakin Anda sudah menunjukkan
jati diri Anda sebagai guru penggerak. Ayo terus bergerak, rangkul semua
elemen yang menjadi bagian dari ekosistem sekolah kita, manfaatkan, fokuslah
pada kekuatan aset yang kita miliki dengan kualitas pembelajaran murid-murid
kita.
Membuat
dampak yang lebih baik bagi murid kita, maka kita pun sedang membuat dampak
bagi masa depan Indonesia. Teruslah bergerak, terima kasih sudah menjadi
bagian penting bagi masa depan Indonesia. Mohon maaf dari kami para
penulis modul apabila ada kekurangan dan kesalahan yang tidak kami sengaja
selama proses penulisan maupun kegiatan dalam modul ini.
2.
Perasaan (Feelings)
Setelah mempelajari praktik pemimpin dalam pengelolaan sumber daya pada pembelajaran modul 3.2. dengan alur ekplorasi konsep, ditambah, alur ruang kolaborasi. Saya
menjadi jelas bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dapat menemukan dan
mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan
sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang
bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif. Dengan mengidentifkasi aset atau modal yang dimiliki oleh sekolah
dapat mewujudkan perubahan untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Dengan mengikuti sesi pembelajaran modul 3.2 kali
ini, saya merasa senang, sebagai pemimpin pembelajaran dimana saya sebagai
kepala sekolah, mempunyai tantangan yaitu bagaimana saya belajar lebih fokus
lagi untuk menggali 7 aset/ modal di lingkungan sekolah saya dari faktor biotik
(SDM) dan abiotik (sarana prasarana dan keuangan) menciptakan hubungan yang selaras
dan harmonis dengan konsep kepemimpinan pembelajaran juga mendasari setiap
tindakan dan keputusannya dengan dasar filosofis pendidikan yang kuat, visi
yang jelas, dan budaya positif yang diimplementasikan di sekolah yang selalu
berpihak pada murid. Dalam mengelola
sumber daya sekolah dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan dan pendekatan
berbasis aset dan berbasis kekurangan atau masalah. Di awali dengan memetakan
seluruh aset/sumber daya yang ada di sekitar lingkungan sekolah saya untuk
nantinya pasti kan dapat dimanfaatkan. Saya juga berkeinginan besar untuk
mengajak rekan sejawat di sekolah untuk dapat menggunakan pendekatan PKBA
(Pengembangan Komunitas Berbasis Aset) dengan menemukenali hal-hal yang positif
dalam lingkungan sekolah saya.
3.
Pembelajaran (Findings)
Setelah melakukan sesi pembelajaran baik Ruang Kolaborasi sesi 1, bersama fasilitator
kami bapak Ndig Njuk yang banyak memberikan infotmasi yang lebih dalam dalam
paparan dipetemuan daring tersebut, hal itu juga di perkuat kembali pada Sesi 2 kami berdikusi, memperdalam Sumber
daya Sekolah kami maasing-masing dan kami dapat saling sharing, masukkan, dalam kegiatan tersebut kemudian tugas hasil
diskusi kami unggah diruang ini kolabaroasi. Di modul ini, CGP juga belajar
terkait keberadaan sekolah sebagai ekosistem yaitu sebagai bentuk interaksi
antara faktor biotik (unsur yang hidup : murid,
guru, kepala sekolah, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orangtua
murid/wali, dan masyarakat sekitar sekolah) dan abiotik ( unsur yang tidak
hidup : keuangan, sarana dan prasarana). Pada rangkain kegiatan
pembelajran terkait modul 3.2 banyak hal positif yang saya peroleh, baik
pengenalan pada 7 aset tujuh aset utama yang dimiliki oleh lingkungan sekolah
meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal
finansial, modal politik dan modal agama dan budaya. Dengan mengetahui
aset-aset dalam komunitas, maka kita diharapkan memiliki strategi dalam
pemanfaatannya sehingga pada akhirnya kita memiliki karakteristik komunitas
yang sehat. untuk mengubah paradigma/pola pikir kita yang cenderung menggunakan
pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit Based Thinking).selain
itu hal tugas di demntarsi kontestual pada modul ini kami disajikan tentang
menganalisis video prakarsa perubahan yang terkait dengan modul sebalumnya
dengan tahapan BAGJA tetang Memanfaat Sumber Daya Sekolah yang dikaitakn dengan
pemetaan dan pemanfaatan aset sekolah.
Dalam mengelola sumber daya sekolah dikenal dua
pendekatan, yaitu pendekatan dan pendekatan berbasis aset dan berbasis
kekurangan atau masalah seorang pemimpin pembelajaran akan selalu berpihak pada
murid dengan memperhatikan
Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep
yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang
menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini
merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam
kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita
diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi
inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Pendekatan berbasis
kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan
perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang
tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang
negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang
menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara
tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak
nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap
potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Perbedaan antara pendekatan berbasis
kekurangan dengan pendekatan berbasis aset dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building
and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut
sebagai modal utama, yaitu:
1)
Modal Manusia
- Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya
manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
- Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan,
kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam
sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi
perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan
dengan hati, tangan, dan kepala.
- Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan
melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan
kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan
kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan
yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan
dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang
berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan,
menari, bermain teater, dan bermain musik.
2) Modal Sosial
- Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di
dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan
(trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di
dalam komunitas/masyarakat.
- Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi
dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling
percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
- Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah
asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas
masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja
bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu
tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal
maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan
keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat
beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya
asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai
struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor
utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.
3) Modal Fisik
Terdiri atas
dua kelompok utama, yaitu:
- Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan
proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
- Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran
pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana
pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
4) Modal
Lingkungan/alam
- Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman,
danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
- Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua
hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan
yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.
5) Modal
Finansial
- Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang
dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan
sebuah komunitas.
- Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan
dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal
dan eksternal.
- Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana
menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan
membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha
kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan
juga bagaimana melakukan pembukuan.
6) Modal Politik
- Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan
atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama
dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang
terjadi dalam komunitas.
- Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan
dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan
kesehatan, pelayanan listrik atau air.
7) Modal Agama
dan budaya
- Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan
unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan
pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan,
warisan budaya, seni, dan lain-lain.
- Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing
merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda
yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah
ruang geografis.
- Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan
berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah
komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut
terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga
perilaku atau amalan.
- Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah
yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual
kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, yang bisa kita
manfaatkan di sekolah
4.
Penerapan (Future)
Setelah memahami pembelajaran di modul ini
harapannya CGP dapat menerapkan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset
(Asset-Based Community Development/ABCD) dengan ditandai
perubahan pola pikir (mindset) dan sikap positif sebagai langkah awal.
Setelah memperlajari modul 3.2 tentang
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, saya akan melaksanakan :
1) Implementasi di kelas
sebagai seorang pemimpin pembelajaran akan mampu mengoptimalkan apa saja yang
dimiliki oleh sekolah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat murid.
2) Implementasinya di sekolah adalah seorang pemimpin
pembelajaran akan memanfaatkan atau mengidentifikasi aset-aset atau modal yang
ada di sekolah untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program sekolah dan
mewujudkan visi dan misi sekolah dengan berkolaborasi dengan seluruh warga
sekolah. Sebagai contoh adalah memanfaatkan aset yang ada di sekolah misalnya
saja dalam Kelas Inspirasi, guru yang memiliki keterampilan, pengetahuan akan
mendukung pengelolaan sekolah. Guru yang terampil menari, terampil di bidang seni
suara, keterampilan seni tari, seni melukis, olahraga, dan lain-lain.
3) Implementasi pada masyarakat sekitar adalah seorang pemimpin
pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan mampu menjalin kolaborasi yang
baik dengan lingkungan sekitar sekolah demi kepentingan dan kemajuan sekolah, Orang tua, dapat menjadi inspirasi, misalnya orang tua yang memiliki keterampilan
melukis, ketrampilan seni pencak silat, keterampilan baca tulis Al-quran
dijadikan mentor atau pengajar sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya hal
ini akan dapat memotivasi baik secara langsung maupun
tidak langsung,
Penerapan modul ini akan dapat membantu sekolah
dalam membangun ekosistem yang mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan
murid demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Dalam mengelola sumber daya
sekolah dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan dan pendekatan berbasis aset
dan berbasis kekurangan atau masalah seorang pemimpin pembelajaran akan selalu
berpihak pada murid. Penerapan yan ingin saya lakukan dengan memahami lebih
baik lagi konsep Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep
yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang
menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini
merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam
kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita
diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi
inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Pendekatan berbasis
kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan
perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang
tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang
negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang
menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara
tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak
nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap
potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Modul
3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya memandang sekolah sebagai
suatu ekosistem, dimana ekosistem tersebut menerapkan pendekatan pengembangan
masyarakat berbasis sumber daya (AKBA) dalam setiap kegiatan. Pendekatan ini
memberikan nilai tambah terhadap kapasitas, keterampilan, pengetahuan dan
komunitas.
Connection
Kaitan
Antar materi, Jika materi ini dihubungkan dengan materi pada modul sebelumnya
yaitu pelatihan dan pengambilan keputusan, maka materi yang diperoleh sebagai
instruktur mengemudi masa depan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan Selama
proses pembinaan, tugas pelatih adalah memaksimalkan potensi yang dimiliki
peserta didik dalam menjelaskan. Masalah dan membuat keputusan yang bertanggung
jawab.
Challenge
Jika
materi ini dikaitkan dengan materi modul
sebelumnya yaitu pelatihan dan pengambilan keputusan, maka materi yang
diperoleh sebagai instruktur mengemudi masa depan sangat erat kaitannya dengan Dalam proses
pelatihan, tugas pelatih adalah memaksimalkan pengetahuan yang dimiliki peserta
pelatihan. mampu menjelaskan. masalah. dan membuat keputusan yang bertanggung
jawab..
Concept
Konsep
kunci yang penting adalah membuat peta aset sekolah berdasarkan 7 aset sekolah
yaitu modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal
fisik, modal lingkungan/alam, dan modal finansial. Dari kegiatan ini kita dapat
menggali dan memanfaatkan aset sekolah semaksimal mungkin. Pada saat yang sama,
terus mengembangkan komunitas sekolah berbasis aset yang mengedepankan
kemandirian komunitas untuk mengatasi
tantangan yang dihadapi melalui kekuatan dan potensi yang ada dalam komunitas
tersebut.
Change
Perubahan
apa yang ingin Anda lakukan pada diri Anda setelah menerima materi hari ini?
Yang
ingin saya ubah adalah pemikiran berbasis aset, bukan pemikiran berbasis
masalah, karena pendekatan ini adalah cara praktis untuk menemukan dan
mewujudkan hal-hal positif. Dengan menjadikan kekuatan sebagai landasan
berpikir, sekolah perlu membangun potensi kekuatan dan selalu fokus pada
pengembangan sumber daya yang ada.