Kamis, 05 Oktober 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 3.2.A. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.2

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

RATNA DEWI, S.Pd., M.Pd

CGP ANGKATAN 8

DARI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

 

Modul "Pemimpin dalam pengelolaan Sumber Daya" mulai di pelajari pada 2 Mei 2023 oleh CPG angkatan 8 Program Pendidikan Guru Penggerak. Sebagai pemenuhan tugas pembuatan jurnal refleksi kali ini, CGP masih setia menggunakan model F4 yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway (Facts, Feelings, Findings, Future)


1.       Peristiwa (Facts)

Di modul 3.2 ini, saya dibekali pengetahuan mengenai pengelolaan sumber daya dengan ABT (Aset Based Thinking). Kegiatan pengkajian LMS ini menggunakan Alur Merdeka. Diawali dengan Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan diakhiri dengan Aksi Nyata.

Pada tanggal 25 September 2023 CGP  melalui moda mandiri alur  MERDEKA mengerjakan Paket modul 3 : Modul 3.2 Dimulai dari diri sendiri & Eksplorasi Konsep-Mandiri. Dengan mengingat kembali faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Pada sesi ini saya diwajibkan untuk memberikan respon terhadap beberapa pertanyaan untuk melihat sejauh mana pengetahuan saya sebagai peserta program tentang materi kali ini.

Pada tanggal 26 September 2023 kegiatan berikutnya yakni Eksplorasi konsep memberikan kesempatan pada saya dalam melakukan eksplorasi mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai ekosistem, Pedekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah singkat Pendekatan Asser-Based Comunnity Development, dan aset-aset dalam sebuah komunitas. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan di terapkannya program kurikulum merdeka (KUMER) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya proses penerapan “Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya”. Di sesi pembelajaran ini, CGP juga diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan pemantik yang nantinya akan diduskusikan pada forum diskusi.

Pada tanggal 27 September  2023 Ruang Kolaborasi modul 3.2 di forum diskusi 1 telah dihadiri oleh CGP . Bersama CGP lain dalam pengelompokkan kelompok serta didampingi Bapak Fasilitator yang sangat hebat yaitu Bapak Ding Njuk. Saya masuk Kelas B di kelompok 2 dengan anggota saya sendiri Ratna Dewi,  Endah Septiani, dan Siti  Khoiriyah dalam tugas ini CGP diminta untuk dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif. Pemetaan aset di daerah oleh untuk sekolah nantinya akan dipersentasikan kepada kelompok lain pada ruang kolaborasi sesi 2 di modul 3.2. dengan pembagian kelompok. Hasil diskusi ini akan kami presentasikan di ruang rukol, pada tanggal 28 September 2023, hasil kegiatan kami dalam diskusi kelompok ini Sekolah merupakan ekosistem pendidikan yang di dalamnya ada sinergi





            Pada hari Rabu, 4 Oktober 2023, seperti biasa akan ada pemberitahuan dari Admin LMS kami akan mamasuki Kelas Elaborasi Pemahaman-Modul 3.2 dengan Instruktur ibu Rini  Nuraeni, Msi. Sesi 2 pukul 16.30 -18.00 kegiatan ini masuk di LMS.

Sebelum kegiatan ini CGP bisa mengajukan pertaanyaan untuk memperdalam materi kepada Instruktur, yang akan ditanggapi saat mamasuki kelas elaborasi pemahaman-modul 3.2

Kemudian Pada tanggal 10 Oktober 2023 kita harus mengerjakan koneksi antar materi dan sekaligus melakukan aksi nyata untuk diskusi bersama dengan warga sekolah tentang pemetaan asset sekolah.



 



Pada pembelajaran Aksi Nyata, Anda diminta untuk melakukan dan menyelesaikan rencana aksi yang telah dirancang. Semoga Anda dapat menjalankan rencana Anda dengan baik karena kegiatan ini berhubungan langsung dengan materi pada modul selanjutnya, yaitu Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid .

Dalam rangkaian terakhir seluruh modul yang ada, kami yakin Anda sudah menunjukkan jati diri Anda sebagai guru penggerak. Ayo terus bergerak, rangkul semua elemen yang menjadi bagian dari ekosistem sekolah kita, manfaatkan, fokuslah pada kekuatan aset yang kita miliki dengan kualitas pembelajaran murid-murid kita.

Membuat dampak yang lebih baik bagi murid kita, maka kita pun sedang membuat dampak bagi masa depan Indonesia. Teruslah bergerak, terima kasih sudah menjadi bagian penting bagi masa depan Indonesia. Mohon maaf dari kami para penulis modul apabila ada kekurangan dan kesalahan yang tidak kami sengaja selama proses penulisan maupun kegiatan dalam modul ini.

2.       Perasaan (Feelings)

Setelah mempelajari praktik pemimpin dalam pengelolaan sumber daya pada pembelajaran modul 3.2. dengan alur ekplorasi konsep, ditambah, alur ruang kolaborasi. Saya menjadi jelas bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dapat menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Dengan mengidentifkasi aset atau modal yang dimiliki oleh sekolah dapat mewujudkan perubahan untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Dengan mengikuti sesi pembelajaran modul 3.2 kali ini, saya merasa senang, sebagai pemimpin pembelajaran dimana saya sebagai kepala sekolah, mempunyai tantangan yaitu bagaimana saya belajar lebih fokus lagi untuk menggali 7 aset/ modal di lingkungan sekolah saya dari faktor biotik (SDM) dan abiotik (sarana prasarana dan keuangan) menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis dengan konsep kepemimpinan pembelajaran juga mendasari setiap tindakan dan keputusannya dengan dasar filosofis pendidikan yang kuat, visi yang jelas, dan budaya positif yang diimplementasikan di sekolah yang selalu berpihak pada murid.  Dalam mengelola sumber daya sekolah dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan dan pendekatan berbasis aset dan berbasis kekurangan atau masalah. Di awali dengan memetakan seluruh aset/sumber daya yang ada di sekitar lingkungan sekolah saya untuk nantinya pasti kan dapat dimanfaatkan. Saya juga berkeinginan besar untuk mengajak rekan sejawat di sekolah untuk dapat menggunakan pendekatan PKBA (Pengembangan Komunitas Berbasis Aset) dengan menemukenali hal-hal yang positif dalam lingkungan sekolah saya.

 

3.       Pembelajaran (Findings)

Setelah melakukan sesi pembelajaran baik  Ruang Kolaborasi sesi 1, bersama fasilitator kami bapak Ndig Njuk yang banyak memberikan infotmasi yang lebih dalam dalam paparan dipetemuan daring tersebut, hal itu juga di perkuat kembali  pada Sesi 2 kami berdikusi, memperdalam Sumber daya Sekolah kami maasing-masing dan kami dapat saling sharing, masukkan, dalam kegiatan tersebut kemudian tugas hasil diskusi kami unggah diruang ini kolabaroasi. Di modul ini, CGP juga belajar terkait keberadaan sekolah sebagai ekosistem yaitu sebagai bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup : murid, guru, kepala sekolah, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orangtua murid/wali, dan masyarakat sekitar sekolah) dan abiotik ( unsur yang tidak hidup : keuangan, sarana dan prasarana). Pada rangkain kegiatan pembelajran terkait modul 3.2 banyak hal positif yang saya peroleh, baik pengenalan pada 7 aset tujuh aset utama yang dimiliki oleh lingkungan sekolah meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik dan modal agama dan budaya. Dengan mengetahui aset-aset dalam komunitas, maka kita diharapkan memiliki strategi dalam pemanfaatannya sehingga pada akhirnya kita memiliki karakteristik komunitas yang sehat. untuk mengubah paradigma/pola pikir kita yang cenderung menggunakan pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit Based Thinking).selain itu hal tugas di demntarsi kontestual pada modul ini kami disajikan tentang menganalisis video prakarsa perubahan yang terkait dengan modul sebalumnya dengan tahapan BAGJA tetang Memanfaat Sumber Daya Sekolah yang dikaitakn dengan pemetaan dan pemanfaatan aset sekolah.

Dalam mengelola sumber daya sekolah dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan dan pendekatan berbasis aset dan berbasis kekurangan atau masalah seorang pemimpin pembelajaran akan selalu berpihak pada murid dengan memperhatikan

    Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam  kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang  menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak  nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

    Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

1)  Modal Manusia

  • Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
  • Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain,  inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala.
  • Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.

2)  Modal Sosial

  • Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat.
  • Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
  • Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.

3)  Modal Fisik

Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:

  • Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
  • Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.

4)  Modal Lingkungan/alam

  • Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
  • Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.

5)  Modal Finansial

  • Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
  • Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
  • Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.

6)  Modal Politik

  • Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
  • Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti  komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.

7)  Modal Agama dan budaya

  • Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.
  • Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.
  • Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
  • Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, yang bisa kita manfaatkan di sekolah

 

4.       Penerapan (Future)

Setelah memahami pembelajaran di modul ini harapannya CGP dapat menerapkan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset (Asset-Based Community Development/ABCD) dengan ditandai perubahan pola pikir (mindset) dan sikap positif sebagai langkah awal.

Setelah memperlajari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, saya akan melaksanakan :

1)      Implementasi di kelas sebagai seorang pemimpin pembelajaran akan mampu mengoptimalkan apa saja yang dimiliki oleh sekolah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat murid.

2)      Implementasinya di sekolah adalah seorang pemimpin pembelajaran akan memanfaatkan atau mengidentifikasi aset-aset atau modal yang ada di sekolah untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah dengan berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah. Sebagai contoh adalah memanfaatkan aset yang ada di sekolah misalnya saja dalam Kelas Inspirasi, guru yang memiliki keterampilan, pengetahuan akan mendukung pengelolaan sekolah. Guru yang terampil menari, terampil di bidang seni suara, keterampilan seni tari, seni melukis, olahraga, dan lain-lain.

3)      Implementasi pada masyarakat sekitar adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan mampu menjalin kolaborasi yang baik dengan lingkungan sekitar sekolah demi kepentingan dan kemajuan sekolah, Orang tua, dapat menjadi inspirasi, misalnya orang tua yang memiliki keterampilan melukis, ketrampilan seni pencak silat, keterampilan baca tulis Al-quran dijadikan mentor atau pengajar sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya hal ini akan dapat memotivasi baik secara langsung maupun tidak langsung,

 

Penerapan modul ini akan dapat membantu sekolah dalam membangun ekosistem yang mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Dalam mengelola sumber daya sekolah dikenal dua pendekatan, yaitu pendekatan dan pendekatan berbasis aset dan berbasis kekurangan atau masalah seorang pemimpin pembelajaran akan selalu berpihak pada murid. Penerapan yan ingin saya lakukan dengan memahami lebih baik lagi konsep  Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam  kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang  menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak  nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya memandang sekolah sebagai suatu ekosistem, dimana ekosistem tersebut menerapkan pendekatan pengembangan masyarakat berbasis sumber daya (AKBA) dalam setiap kegiatan. Pendekatan ini memberikan nilai tambah terhadap kapasitas, keterampilan, pengetahuan dan komunitas.

Connection

Kaitan Antar materi, Jika materi ini dihubungkan dengan materi pada modul sebelumnya yaitu pelatihan dan pengambilan keputusan, maka materi yang diperoleh sebagai instruktur mengemudi masa depan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan Selama proses pembinaan, tugas pelatih adalah memaksimalkan potensi yang dimiliki peserta didik dalam menjelaskan. Masalah dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Challenge

Jika materi ini dikaitkan dengan materi  modul sebelumnya yaitu pelatihan dan pengambilan keputusan, maka materi yang diperoleh sebagai instruktur mengemudi masa depan  sangat erat kaitannya dengan Dalam proses pelatihan, tugas pelatih adalah memaksimalkan pengetahuan yang dimiliki peserta pelatihan. mampu menjelaskan. masalah. dan membuat keputusan yang bertanggung jawab..

Concept

Konsep kunci yang penting adalah membuat peta aset sekolah berdasarkan 7 aset sekolah yaitu modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal finansial. Dari kegiatan ini kita dapat menggali dan memanfaatkan aset sekolah semaksimal mungkin. Pada saat yang sama, terus mengembangkan komunitas sekolah berbasis aset yang mengedepankan kemandirian  komunitas untuk mengatasi tantangan yang dihadapi melalui kekuatan dan potensi yang ada dalam komunitas tersebut.

Change

Perubahan apa yang ingin Anda lakukan pada diri Anda setelah menerima materi  hari ini?

Yang ingin saya ubah adalah pemikiran berbasis aset, bukan pemikiran berbasis masalah, karena pendekatan ini adalah cara praktis untuk menemukan dan mewujudkan hal-hal positif. Dengan menjadikan kekuatan sebagai landasan berpikir, sekolah perlu membangun potensi kekuatan dan selalu fokus pada pengembangan sumber daya yang ada.

4 komentar:

  JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF  BAGI MUR ID   Oleh:    Ratna Dewi Calon Guru Pe...