Kamis, 09 Juni 2022

Aku dan Sepeda Baruku


Salah satu obat mujarab, selain resep dari dokter adalah hadiah, ya hadiah. Inilah sebagian kisah yang masih terekam dengan baik peristiwa dimana  itu usiaku masih  8 tahun, saat masih duduk di kelas 2 SD.

Dengan hati bahagia sekali, sambil berlari ke luar di halaman rumah ku, Bapakku memanggil namaku dengan membawa sebuah barang besar, yaitu sepada mini. walaupun badanku masih agak lemas karena baru mulai sembuh  dari sakit, entah apa sakitku waktu aku lupa. Mataku terbelalak dengan senyum girang aku langusung menyapa Bapakku mencium tangan belaiu dan langusung mengamati sepeda baru yang di bawa oleh Bapakku, warnanya merah menyala, bagus ada keranjangnya ada boncengannya, saat aku berdiri sepertinya sepedanya agak tinggi dari badanku kebesaran.

Bapak berkata "ini sepada untuk mu, Bapak belikkan semoga kamu suka". dengan wajah ceria dan senang yang tak terbilang, aku menyetuh sepada baruku, yang tadinya sudah di standarkan kakinya oleh Bapakku.

Pak, aku boleh main sepeda, aku boleh coba, aku belajar sepeda ya pak?"

Bapakku tersenyum, boleh apa kamu sudah sehat, tanya beliau sambil mengelus kepalaku" 

Sudah pak, aku boleh mencobanya ?, sambil memang sepada baruku, rasanya saat itu aku tak sabvar lagi. Kamu belum bisa bersepeda, minta ajarkan Rudi, dulu kata Bapakku". Rudi adalah tetanggaku yang usianya  jauh dari diriku, Rudi badannya tinggi dan besar, usianya 10 tahun. 

Semangat ku membara, setelah aku di kenalkan rem sepeda, aku langung mengiring sepedaku, kejalan depan rumah ku, dengan semangat kakak Rudi mengiringiku memegang sepadaku dari belakang. Sekayuh dua kayuh, aku merasa ringan dan bisa mengimbangi sepadaku, sepadaku dapat ku naiki,, ku kauh dengan kencang, up,  putaran roda semakin lancar, namun aku lupa untuk mengerem, karena kaget ada batu aku terjatuh, aduh,,,, teriakku sambil meringis, sontak bapak dan ibuku serta temab-temanku menghampiriku, aku meringis sedikit, lutut ku tampak nya berdarah, aku segara di bawa kembali kerumah, dan di obati.

Namun rasa sakit ku, membawaku samakin berani, aku tetap semangat untuk belajar kembalai bersepeda, namun orang tuaku melarangku, besok lagi,,,"biar sembuh dulu luka di lututku".

Setiap sore , teman-teman kecilku biasanya sudah pada kumpul dihalaman rumah, kami sering bermain bersama, macam-macam maianan yang kami lakukan ,  saling mengajak,  laki dan perempuan bermain bersama, berkkelompok dan kami selalu bermain baisanya setalah pulang sekolah di sore hari dan bubar setelah mau matahari agak sore yang jelas sebelum sholat ashar, kemudian kami mandi dan bersiap-siap lagi ke mushola magrifan dan ngaji bersama, indah sekali masa kecilku, kalau ingat masa bermain.



  JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF  BAGI MUR ID   Oleh:    Ratna Dewi Calon Guru Pe...